Pertanian Dataran Rendah

IMG_3229Kondisi lahan yang ada di Kenjeran, Surabaya. Kondisi ini merupakan salah satu kondisi nyata yang dapat diamati di banyak wilayah yang termasuk dataran rendah.
Pengertian Dataran Rendah
Menurut Wikipedia, dataran rendah adalah hamparan luas tanah dengan tingkat ketinggian yang diukur dari permukaan laut adalah relatif rendah, yaitu antara 0 sampai dengan 200 dpl. Istilah ini dapat digunakan pada kawasan mana pun, asalkan memiliki hamparan yang luas dan relatif datar serta berlawanan dengan dataran tinggi.
Karakteristik Dataran Rendah
Segala sesuatu tentang dataran rendah sangat berlawanan dengan dataran tinggi.
Dataran ini memiliki karakteristik sendiri berkaiatan dengan letak geografis, aktivitas warga yang berkaitan dengan profesi, jenis pakaian, bentuk rumah, jenis minuman yang disukai, dan bahkan jenis tanaman yang bisa tumbuh dan biasa dibudidayakan.
Berdasarkan letak geografisnya, dataran rendah adalah dataran yang berada diantara 0 sampai 200m atau 500m di bawah permukaan laut. Hal ini membuat suhu di dataran ini berbeda dengan dataran tinggi. Suhu di dataran ini berkisar antara 23 derajat Celsius-28 derajat Celsius, sehingga hawa yang dirasakan juga hawa panas. Secara geografis, keadaan tanah di daerah ini cukup mendukung untuk pertanian karena tanahnya sangat subur. Mengapa bisa begitu? Hal ini dikarenakan tanah di daerah ini merupakan hasil sedimentasi tanah alluvial. Tanah alluvial merupakan tanah hasil erosi dari gunung berapi atau dataran tinggi yang hanyut bersama air sungai. Tanah ini dipercaya dapat menyuburkan tanaman.
Kalau dilihat berdasarkan jumlah penduduknya, penduduk di dataran yang rendah jauh lebih padat daripada dataran tinggi. Hal ini dikarenakan beberapa alasan yang mendukung. Pertama, tanah di daerah ini cukup datar, sehingga memungkinkan pembangunan daerah seluas mungkin. Di daerah ini, banyak dibangun gedung bertingkat, jalan, jembatan, dan rumah- rumah tingkat. Selain itu, alat tranportasi dan pembangunan jalannya juga lebih nyaman, tidak naik turun seperti halnya di daerah dataran tinggi. Kedua, dataran rendah lebih diminati sebagai tempat tinggal karena aktivitas yang bisa dilakukan warga jauh lebih beragam dan lebih dinamis daripada dataran tinggi. Aktivitas warga jauh lebih beragam, sehingga mata pencaharian yang digeluti tidak hanya bertani, berkebun, atau beternak, tetapi juga membuka home industri. Aktivitas lain di dataran ini adalah sebagai sentra bisnis, sehingga banyak juga yang menjadi pekerja pabrik atau pegawai negeri. Ketiga, hampir semua kegiatan penduduk berpusat di dataran rendah. Hal ini dikarenakan letak ibu kota negara Indonesia ada di dataran ini. Pusat pendidikan, hukum, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan administrasi negara berada di dataran yang rendah, yaitu Kota Jakarta. Dataran rendah memang masih menjadi idola untuk tempat tinggal. Namun sayang, sepertinya bencana banjir pun senang melintasi daerah ini. Ya, daerah dataran rendah yang yang padat seringkali didatangi bencana banjir. Kemungkinan besar hal ini terjadi karena ulah manusia sehingga keadaan alam tidak lagi seimbang. Banyak lahan yang harusnya digunakan sebagai daerah hijau, justru dibangun gedung-gedung bertingkat sebagai pemukiman. Bahkan, daerah pinggiran sungai pun menjadi incaran.
Pertanian Dataran Rendah
Daerah dataran rendah juga baik digunakan untuk daerah pertanian layaknya daerah dataran tinggi. Tetapi, tidak semua lahan dapat disebut sebagai lahan potensial dan tidak semua tumbuhan dapat hidup dan dibudidayakan di daerah ini. Lahan potensial pertanian dalam daerah ini memiliki beberapa ciri. Pertama, harus memiliki kemiringan 3% sampai dengan 15%. Kedua, memiliki perbedaan tinggi antara 5 m sampai dengan 10 m di bawah permukaan laut. Ketiga, mengandung tanah alluvial, yaitu endapan tanah hasil erosi gunung berapi. Keempat, memiliki cukup sumber air untuk proses pertanian. Saat ini, pertanian di dataran rendah dapat dilakukan sepanjang tahun, tidak lagi bertani musiman seperti dulu. Kalau dulu, bertani di daerah ini menunggu musim hujan tiba karena kebutuhan air pada musim kemarau belum tercukupi. Namun saat ini dapat diantisipasi dengan sistem irigari manual, yaitu dengan cara menyiram dengan gembor. Cara ini dianggap paling murah dan efektif. Sumber air bersih untuk pertanian di daerah ini kadang-kadang terbatas, sehingga harus menggunakan air yang sudah tercemar.
Tidak semua tumbuhan dapat hidup dan dibudidayakan di dataran rendah. Tumbuhan yang dapat hidup adalah dari jenis sayuran misalnya selada, caisim (sawi), kangkung cabut, bayam cabut, kemangi, dan kenikir. Bertani sayur ini memiliki umur pendek dan murah. Jenis sayur yang tidak dapat tumbuh dan dibudidayakan di dataran ini adalah kembang kol, seledri, daun bawang, wortel, dan kentang. Hal ini dikarenakan jenis sayur ini membutuhkan hawa dingin sedangkan hawa dataran terlalu panas.
Pola Tanam Dataran Rendah
Pola tanam adalah merupakan suatu urutan tanam pada sebidang lahan dalam satu tahun, termasuk didalamnya masa pengolahan tanah. Pola tanam merupakan bagian atau sub sistem dari sistem budidaya tanaman, maka dari sistem budidaya tanaman ini dapat dikembangkan satu atau lebih sistem pola tanam. Pola tanam ni diterapkan dengan tujuan memanfaatkan sumber daya secara optimal dan untuk menghindari resiko kegagalan. Namun yang penting persyaratan tumbuh antara kedua tanman atau lebih terhadap lahan hendaklah mendekati kesamaan.
Pola tanam yang umum pada dataran rendah adalah adalah pola tanam tumpang gilir. Pola tanam tumpang gilir yaitu penanaman dua tanaman atau lebih secara berurutan pada sebidang lahan dalam waktu satu tahun, setelah tanaman yg pertama dipanen kemudian disusul tanaman berikutnya.
Masing masing daerah dataran rendah yang ada di Indonesia menerapkan sistem yang berbeda dalam menentukan tanaman apa yang digilir dalam satu tahun, hal ini dikarenakan kebiasaan dan kebutuhan penduduk, dan karakteristik lahan, serta komoditi unggulan yang mereka miliki.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kunjungan PT EAST WEST SEED INDONESIA .