KLASIFIKASI IKLIM
a. Sistem Klasifikasi Koppen
Koppen
membuat klasifikasi iklim berdasarkan perbedaan temperatur dan curah hujan.
Koppen memperkenalkan lima kelompok utama iklim di muka bumi yang didasarkan
kepada lima prinsip kelompok nabati (vegetasi). Kelima kelompok iklim ini
dilambangkan dengan lima huruf besar dimana tipe iklim A adalah tipe iklim
hujan tropik (tropical rainy climates), iklim B adalah tipe iklim kering
(dry climates), iklim C adalah tipe iklim hujan suhu sedang (warm
temperate rainy climates), iklim D adalah tipe iklim hutan bersalju dingin
(cold snowy forest climates) dan iklim E adalah tipe iklim kutub (polar
climates)
b. Sistem Klasifikasi Mohr
Klasifikasi
Mohr didasarkan pada hubungan antara penguapan dan besarnya curah hujan, dari
hubungan ini didapatkan tiga jenis pembagian bulan dalam kurun waktu satu tahun
dimana keadaan yang disebut bulan basah apabila curah hujan >100 mm per
bulan, bulan lembab bila curah hujan bulan berkisar antara 100 – 60 mm dan
bulan kering bila curah hujan < 60 mm per bulan
c. Sistem Klasifikasi Schmidt-Ferguson
Pengklasifikasian
iklim menurut Schmidt-Ferguson ini didasarkan pada nisbah bulan basah dan bulan
kering seperti kriteria bulan basah dan bulan kering klsifikasi iklim Mohr.
Pencarian rata-rata bulan kering atau bulan basah (X) dalam klasifikasian iklim
Schmidt-Ferguson dilakukan dengan membandingkan jumlah/frekwensi bulan kering
atau bulan basah selama tahun pengamatan ( åf ) dengan banyaknya tahun
pengamatan (n)
Schmidt-Fergoson
membagi tipe-tipe iklim dan jenis vegetasi yang tumbuh di tipe iklim tersebut
adalah sebagai berikut; tipe iklim A (sangat basah) jenis vegetasinya adalah
hutan hujan tropis, tipe iklim B (basah) jenis vegetasinya adalah hutan hujan
tropis, tipe iklim C (agak basah) jenis vegetasinya adalah hutan dengan jenis
tanaman yang mampu menggugurkan daunnya dimusim kemarau, tipe iklim D (sedang)
jenis vegetasi adalah hutan musim, tipe iklim E (agak kering) jenis vegetasinya
hutan savana, tipe iklim F (kering) jenis vegetasinya hutan savana, tipe iklim
G (sangat kering) jenis vegetasinya padang ilalang dan tipe iklim H (ekstrim
kering) jenis vegetasinya adalah padang ilalang
Table
Klasifikasi Iklim Menurut Schmidt-Ferguson
d. Sistem
Klasifikasi Oldeman
Klasifikasi
iklim yang dilakukan oleh Oldeman didasarkan kepada jumlah kebutuhan air oleh
tanaman, terutama pada tanaman padi. Penyusunan tipe iklimnya berdasarkan
jumlah bulan basah yang berlansung secara berturut-turut.
Oldeman, et
al (1980) mengungkapkan bahwa kebutuhan air untuk tanaman padi adalah
150 mm per bulan sedangkan untuk tanaman palawija adalah 70 mm/bulan, dengan
asumsi bahwa peluang terjadinya hujan yang sama adalah 75% maka untuk mencukupi
kebutuhan air tanaman padi 150 mm/bulan diperlukan curah hujan sebesar 220
mm/bulan, sedangkan untuk mencukupi kebutuhan air untuk tanaman palawija
diperlukan curah hujan sebesar 120 mm/bulan, sehingga menurut Oldeman suatu
bulan dikatakan bulan basah apabila mempunyai curah hujan bulanan lebih besar
dari 200 mm dan dikatakan bulan kering apabila curah hujan bulanan lebih kecil
dari 100 mm.
Lamanya periode
pertumbuhan padi terutama ditentukan oleh jenis/varietas yang digunakan,
sehingga periode 5 bulan basah berurutan dalan satu tahun dipandang optimal
untuk satu kali tanam. Jika lebih dari 9 bulan basah maka petani dapat
melakukan 2 kali masa tanam. Jika kurang dari 3 bulan basah berurutan, maka
tidak dapat membudidayakan padi tanpa irigasi tambahan
Oldeman membagi
lima zona iklim dan lima sub zona iklim. Zona iklim merupakan pembagian dari
banyaknya jumlah bulan basah berturut-turut yang terjadi dalam setahun.
Sedangkan sub zona iklim merupakan banyaknya jumlah bulan kering berturut-turut
dalam setahun. Pemberian nama Zone iklim berdasarkan huruf yaitu zone A, zone
B, zone C, zone D dan zone E sedangkan pemberian nama sub zone berdasarkana
angka yaitu sub 1, sub 2, sub 3 sub 4 dan sub 5.
Zone A dapat
ditanami padi terus menerus sepanjang tahun. Zone B hanya dapat ditanami padi 2
periode dalam setahun. Zone C, dapat ditanami padi 2 kali panen dalam setahun,
dimana penanaman padi yang jatuh saat curah hujan di bawah 200 mm per bulan
dilakukan dengan sistem gogo rancah. Zone D, hanya dapat ditanami padi satu
kali masa tanam. Zone E, penanaman padi tidak dianjurkan tanpa adanya irigasi
yang baik.
Komentar
Posting Komentar